Rabu, 24 Oktober 2012

Evidence Based Posisi Meneran Saat Persalinan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir atau tepatnya beberapa bulan terakhir kita sering mendengar tentang evidence based. Evidence based artinya berdasarkan bukti, tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti. Tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hal ini terjadi karena ilmu kedokteran dan kebidanan berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan yang baru yang segera menggugurkan teori yang sebelumnya. Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul pengujian – pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Misalnya saja pada dunia kebidanan adalah jika sebelumnya diyakini bahwa posisi meneran secara telentang/litotomi merupakan  posisi yang biasanya atau rutin dipakai pada saat proses persalinan, namun saat ini hal tersebut telah digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa meneran dengan posisi telentang/litotomi dapat mengakibatkan sindrome supine dan kurangnya oksigenisasi pada bayi yang menyebabkan hipoksia.
Itulah evidence based, melalui paradigma baru ini maka pedekatan medik barulah dianggap accountable apabila didasarkan pada temuan terkini yang secara medic, ilmiah dan metodologi dapat diterima.
Atau dengan kata lain Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan EBM adalah penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh, eksplisit dan bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan pasien perseorangan (Sackett et al,1997). Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting peranannya pada dunia kebidanan karena dengan adanya EBM maka dapat mencegah tindakan – tindakan yang tidak diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,terutama pada proses persalinan yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi

B.   Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan ilmu yang terbaru tentang Posisi Meneran saat Persalinan.

C.   Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa,sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.    Bagi Institusi
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk posisi meneran saat persalinan dan sebagai pelengkap buku diperpustakaan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
Menurut Syafrudin (2012) posisi dalam persalinan adalah posisi yang digunakan untuk persalinan yang dapat mengurangi rasa sakit pada saat bersalin dan dapat mempercepat proses persalinan.
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapata mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternative-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sedndiri atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut.
       Bidan memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam masa persalinannya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan-tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan atau merubah setting tempat yang sudah ditentukan 9seperti misalnya menyarankan agar ibu berdiri atau berjalan-jalan). Bidan harus memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu-buru, sambil memberikan kepastian yang menyenangkan serta pujian lainnya.   
       Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan, bidan tersebut harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi;
  1.   Aman, sesuai evidence based, dan member sumbangan pada keselamatan jiwa ibu.
  2. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta merasa didukung dan didengarkan.
  3. Menghormati praktek-praktek budaya, keyakinan agama, dan ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan
  4. Menggunakan cara pengobatan yang sederhanan sebelum memakai teknologi canggih.
  5. Memastikan bahwa informasi  yang diberikan adekuat serta dapat dipahami ibu.


B.    Tujuan dan Keuntungan
1.                             Tujuan
1)    Memberikan kenyamanan dalam proses persalinan
2)    Mempermudah atau memperlancar proses persalinan dan kelahiran bayi
3)    Mempercepat kemajuan persalinan

2.                            Keuntungan dan manfaat posisi meneran bagi ibu bersalin dan bayi
1)    Mengurangi rasa  sakit dan ketidaknyamanan
2)    Lama kala II lebih pendek
3)    Laserasi perineum lebih sedikit
4)    Menghindari persalinan yang harus ditolong dengan tindakan
5)    Nilai APGAR lebih baik

C.   Posisi yang Dianjurkan
Adapun posisi yang dianjurkan pada proses persalinan antara lain :
1.   Setengah duduk atau duduk




Posisi setengah duduk juga posisi melahirkan yang umum diterapkan di berbagai rumah sakit atau klinik bersalin di Indonesia. Posisi ini mengharuskan ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping.
Keuntungan : Posisi ini membuat ibu merasa nyaman karena membantu ibu untuk beristirahat diantara kontarksi, alur jalan lahir yang perlu ditempuh untuk bisa keluar lebih pendek, suplai oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal, dan gaya grafitasi membantu ibu melahirkan bayinya.
Kekurangan : Posisi ini bisa menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan, apalagi kalau proses persalinannya lama.

2.   Lateral (miring)




Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di depan jalan lahir, menjadi tidak normal bila posisi ubun-ubun berada di belakang atau samping. Miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika di kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah kelelahan dengan posisi lainnya.
Keuntungan : Peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak terlalu menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan relatif lebih nyaman, dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
Kekurangan : Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu proses persalinan, kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan, bila harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.

3.   Berdiri atau jongkok





Beberapa suku di Indonesia Timur, mulai Lombok Timur hingga Papua, wanitanya mempunyai kebiasaan melahirkan dengan cara jongkok.
Keuntungan : Posisi ini menguntungkan karena pengaruh gravitasi tubuh, ibu tak harus bersusah-payah mengejan, bayi akan keluar lewat jalan lahir dengan sendirinya (membantu mempercepat kemajuan kala dua), memudahkan dalam pengosongan kandung kemih, dan mengurangi rasa nyeri. Pada posisi jongkok berdasarkan bukti radiologis dapat menyebabkan terjadinya peregangan bagian bawah simfisis pubis akibat berat badan sehingga mengakibatkan 28% terjadinya perluasan pintu panggul.
Kekurangan : Bila tidak disiapkan dengan baik, posisi ini sangat berpeluang membuat kepala bayi cedera, sebab bayi bisa “meluncur” dengan cepat. Supaya hal ini tidak terjadi, biasanya sudah disiapkan bantalan yang empuk dan steril untuk menahan kepala dan tubuh bayi. Dokter atau bidan pun sedikit kesulitan bila harus membantu persalinan melalui episiotomi atau memantau perkembangan pembukaan.

4.   Merangkak




Posisi meragkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung. Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran, mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri punggung, dan peregangan pada perinium berkurang.

5.   Menungging
   Keuntungan : Mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama kontraksi , kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi dan untuk mengurangi nyeri pinggang , serta mengurangi tekenan pada leher rahim yang bengkak.

6.   Berjalan-jalan
Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya masih mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat menjadi lelah.
Keuntungan :  Menyebabkan terjadinya perubah sendi panggul , dapat mmempercepat turunnya kepala janin

D.  Posisi yang Tidak Dianjurkan
Pada saat proses persalinan akan berlangsung, ibu biasanya di anjurkan untuk mulai mengatur posisi telentang / litotomi. Tetapi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata posisi telentang ini tidak boleh dilakukan lagi secara rutin pada proses persalinan, hal ini dikarenankan :
a.    Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi
b.    Dapat menambah rasa sakit
c.    Bisa memperlama  proses persalinan
d.    Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
e.    Membuat buang air lebih sulit
f.     Membatasi pergerakan ibu
g.    Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
h.    Bisa membuat kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
i.      Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.

Patofisiologi
  • Jika ibu berbaring telentang maka berat uterus (isinya janin, cairan, ketuban dan lain-lain) akan menekan vena kava interior, hal ini dapat mengakibatkan kurangnya aliran darah ibu ke plasenta sehingga menyebabkan hipoksia/difisiensi oksigen pada janin. Pada posisi ini juga akan menyulitkan ibu untuk meneran.


E.  Tindakan Bidan Sebelum Menolong Persalinan         
Sebelum bidan menolong persalinan sebaiknya melakukan hal – hal sebagai berikut
1.   Menjelaskan kepada ibu bersalin dan pendamping tentang kekurangan dan kelebihan berbagai posisi pada saat persalinan
2.   Memberikan kesempatan pada ibu memilih sendiri posisi yang dirasakan nyaman
3.   Membicarakan tentang posisi-posisi pada ibu semasa kunjungan kehamilan.
4.   Memperagakan tekhnik dan metode berbagai posisi kepada ibu sebelum memasuki kala II.
5.   Mendukung ibu tentang posisi yang dipilihnya.
6.   Mengajak semua petugas untuk meninggalkan posisi litotomi.
7.   Menyediakan meja bersalin/tempat tidur yang memberi kebebasan menggunakan berbagai posisi dan mudah dibersihkan.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Evidence based intranatal artinya berdasarkan bukti, tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti. Tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggungjawabkan dalam proses persalinan. Dengan evidence based midwifevery (EBM) sangat bermanfaat bagi bidan dalam pengambilan keputusan pasien secara bijak. Salah satu EBM dalam persalinan yang terkini contohnya posisi meneran, terdahulu posisi meneran secara telentang/litotomi rutin dilakukan dalam persalinan, namun setelah adanya penelitian posisi tersebut ternyata kurang baik bagi ibu dan bayi, sehingga pemilihan posisi lain menjadi alternatif yang lebih baik karena menguntungkan ibu dan bayi.

B.   Saran
Adapun saran dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut:
Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan ditengah masyarakat seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak intervensi. Selain itu diharapkan bidan mengikuti perkembangan yang ada, sehingga bidan dapat memberikan asuhan sesuai dengan perkembangan yang ada dan bidan dapat melakukan asuhan sayang ibu saat persalinan.

4 komentar:

  1. Artikelnya bagus banget sis membantu banget untuk pembuatan proposal saya,,,,tapie klo boleh tanya kira" ngabil referensi dari buku apa sis,,,,saya jd pengen baca langsung bukux,,,

    BalasHapus
  2. embak... izin copy artikel nya boleh? dipake buat referensi tugas. terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus