Senin, 13 Mei 2013

MOLA HIDATIDOSA



            a.      Pengertian
            Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang   
            menjadi embrio tetapi menjadi proliferasi dari villi korialis disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus     
            melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, 
            kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (Saifudin, 2002).
           
            Klasifikasi dari mola hidatidosa ada 2 macam :
1)      Mola hidatidosa komplit
Kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.
2)      Mola hidatidosa parsial
Kehamilan yang berkembang tidak wajar namun kehamilan masih disertai janin atau bagian dari janin.

            b.      Faktor predisposisi
1)      Umur sangat muda dan tua
2)      Gizi kurang, molahidatidosa banyak ditemukan pada mereka yang kekurangan protein
3)      Etnis, lebih banyak ditemukan pada mongoloid dari pada kaukasoid
4)      Genetik, wanita dengan balance translocation mempunyai resiko lebih tinggi

            c.       Diagnosis atau gejala
1)      Anamnesa :
a)      Amenorea
b)      Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna merah tua, atau kecoklatan seperti bumbu rujak
c)      Kadang ada tanda toxemia gravidarum
d)     Keluhan gestosis antara lain hiperemesis gravidarum
e)      Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti
2)      Inspeksi
a)      Muka dan badan kadang-kadang terlihat pucat kekuning-kuningan yang disebut muka mola (mola face)
b)      Kalau gelembung mola keluar dapat terlihat jelas
3)      Palpasi
a)      Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
b)      Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin
c)      Adanya fenomena harmonica : darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru
4)      Auskultasi
a)      Tidak terdengar DJJ
b)      Terdengar bising dan bunyi khas
5)      Periksa dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta eveluasi keadaan serviks
6)      Uji sonde
Sonde dimasukkan secara pelan-pelan dan hati-hati kedalam serviks kanalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola
7)      Foto Rontgen
Tidak terlihat tulang-tulang janin pada kehamilan 3-4 bulan
8)      USG
Akan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin
9)      Pemeriksaan laboratorium
Kadar beta HCG lebih tinggi

          d.      Diagnosa Banding
          Kahamilan ganda, hidramnion, dan abortus

         e.       Komplikasi
1)      Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong akan berakibat fatal
2)      Perdarahan yang berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
3)      Infeksi sekunder
4)      Perforasi karena keganasan dan karena tindakan
5)      Menjadi ganas pada 18-20% kasus

         f.       Penanganan
1)      Terapi
a)      Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaiki KU dengan pemberian cairan dan transfuse darah. Tindakan pertama dengan manual digital baru setelah itu evakuasi sisanya dengan kuretase
b)      Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil
(1)   Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan selama 12 jam
(2)   Setelah itu pasang infus dekstrose 5% yang berisi 50 satuan oksitosin baru setelah itu evakuasi isi kavum
(3)   Kalau perdarahan banyak berikan transfuse darah dan lakukan tampon uterovaginal selama 24 jam
c)      Bahan jaringan dikirim untuk histopatologik dalam 2 porsi
(1)   Porsi 1 : yang dikeluarkan dengan cunam ovum
(2)   Porsi 2 : yang dikeluarkan dengan kuretase
d)     Berikan obat-obatan antibiotika, uterotonika, dan perbaiki KU
e)      7 – 10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan lab
f)       Histerektomi total dilakukan untuk resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih
2)      Periksa ulang
Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil. Juga dinasehatkan mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun.
a)      Setiap minggu pada triwulan pertama
b)      Setiap 2 minggu pada triwulan kedua
c)      Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
d)     Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap tiga bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar