a.
Pengertian
Hamil mola adalah
suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang
menjadi embrio tetapi menjadi proliferasi dari villi korialis disertai dengan
degenerasi hidrofik. Uterus
melunak dan berkembang lebih cepat dari usia
gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin,
kavum uteri hanya terisi oleh
jaringan seperti rangkaian buah anggur (Saifudin, 2002).
Klasifikasi
dari mola hidatidosa ada 2 macam :
1)
Mola hidatidosa komplit
Kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.
2)
Mola hidatidosa parsial
Kehamilan yang
berkembang tidak wajar namun kehamilan masih disertai janin atau bagian dari
janin.
b.
Faktor
predisposisi
1)
Umur sangat muda dan tua
2)
Gizi kurang, molahidatidosa banyak ditemukan pada
mereka yang kekurangan protein
3)
Etnis, lebih banyak ditemukan pada mongoloid dari pada
kaukasoid
4)
Genetik, wanita dengan balance translocation mempunyai resiko lebih tinggi
c.
Diagnosis
atau gejala
1)
Anamnesa :
a)
Amenorea
b)
Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak
teratur, warna merah tua, atau kecoklatan seperti bumbu rujak
c)
Kadang ada tanda toxemia gravidarum
d)
Keluhan gestosis antara lain hiperemesis gravidarum
e)
Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan
(tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti
2)
Inspeksi
a)
Muka dan badan kadang-kadang terlihat pucat
kekuning-kuningan yang disebut muka mola (mola face)
b)
Kalau gelembung mola keluar dapat terlihat jelas
3)
Palpasi
a)
Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan,
teraba lembek
b)
Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga
gerakan janin
c)
Adanya fenomena harmonica : darah dan gelembung mola
keluar, dan fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru
4)
Auskultasi
a)
Tidak terdengar DJJ
b)
Terdengar bising dan bunyi khas
5)
Periksa dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada
bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis
dan vagina, serta eveluasi keadaan serviks
6)
Uji sonde
Sonde dimasukkan secara pelan-pelan dan hati-hati
kedalam serviks kanalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan
mola
7)
Foto Rontgen
Tidak terlihat tulang-tulang janin pada kehamilan 3-4
bulan
8)
USG
Akan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat
janin
9)
Pemeriksaan laboratorium
Kadar beta HCG lebih tinggi
d.
Diagnosa
Banding
Kahamilan ganda,
hidramnion, dan abortus
e.
Komplikasi
1)
Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera
ditolong akan berakibat fatal
2)
Perdarahan yang berulang-ulang yang dapat menyebabkan
anemia
3)
Infeksi sekunder
4)
Perforasi karena keganasan dan karena tindakan
5)
Menjadi ganas pada 18-20% kasus
f.
Penanganan
1)
Terapi
a)
Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi
syok dan perbaiki KU dengan pemberian cairan dan transfuse darah. Tindakan
pertama dengan manual digital baru setelah itu evakuasi sisanya dengan kuretase
b)
Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil
(1)
Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar
pembukaan selama 12 jam
(2)
Setelah itu pasang infus dekstrose 5% yang berisi 50
satuan oksitosin baru setelah itu evakuasi isi kavum
(3)
Kalau perdarahan banyak berikan transfuse darah dan
lakukan tampon uterovaginal selama 24 jam
c)
Bahan jaringan dikirim untuk histopatologik dalam 2
porsi
(1)
Porsi 1 : yang dikeluarkan dengan cunam ovum
(2)
Porsi 2 : yang dikeluarkan dengan kuretase
d)
Berikan obat-obatan antibiotika, uterotonika, dan
perbaiki KU
e)
7 – 10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan
kedua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk
pemeriksaan lab
f)
Histerektomi total dilakukan untuk resiko tinggi usia
lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih
2)
Periksa ulang
Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai
kontrasepsi pil. Juga dinasehatkan mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3
tahun.
a)
Setiap minggu pada triwulan pertama
b)
Setiap 2 minggu pada triwulan kedua
c)
Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
d)
Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya
setiap tiga bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar